Berita  

Kasus Antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta Ternyata Karena Kebiasaan Solidaritas Antar Warga

20230706 210755

Banjarmasin News – Merebaknya kasus antraks yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disinyalir adanya kebiasaan bersolidaritas antar warga apabila ada sapi warga yang mati.

Dikutip dari harianjogja.com Kepala Dusun Jati, Yulianus Sugeng Ariyanto mengatakan penyembelihan sapi yang sudah mati dilakukan atas inisiatif warga sendiri untuk meringankan kerugian pemilik sapi.

“Semuanya inisiatif warga tidak ada paksaan dari siapa pun, penyembelihannya juga tidak berjarak lama setelah sapi mati. Tidak ada yang sampai dikubur,” terangnya.

Sugeng juga menegaskan bahwa empat ekor sapi yang mati lalu disembelih pada Mei lalu tidak ada yang sampai dikubur.

“Mei kemarin yang sapi mati lalu disembelih dan dikonsumsi tidak ada yang sampai dikubur, apalagi sampai menggali kubur. Semuanya mati di kandang lalu disembelih warga, tidak dikubur,” tegas Sugeng, Rabu (5/7/2023).

Kebiasaan bersolidaritas antarwarga saat ada sapi yang mati itu, jelas Sugeng, sudah terjadi sejak lama. “Sudah sejak simbah buyut bukan kemarin sore, ya ini akan jadi pembelajaran kami untuk lebih berhati-hati,” lanjutnya.

Saat ini kasus antraks di daerah tersebut telah mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa dengan status positif antraks dan total 87 orang suspek.

“Untuk antisipasi kasus meluas kami juga gencarkan vaksinasi antraks,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto Kamis 6 Juli 2023.

Sebanyak 2.600 dosis vaksin telah disiapkan dan 366 dosis sudah diaplikasikan untuk 77 ekor sapi dan 289 ekor kambing yang berada di lokasi terpapar kasus antraks di Gunungkidul itu.

“Pengajuan vaksinasi antraks tersebut berdasarkan permintaan dari kabupaten/kota yang bersangkutan,” kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie menegaskan penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia. Tetapi dari hewan ke manusia.