Dunia  

Kerusuhan di Paris Semakin Meluas, Rumah Walikota Dibakar Massa Pendemo

20230703 004352

Banjarmasin News -Kerusuhan semakin meluas di ibu kota Prancis, Paris, Sabtu, (1/7/2023). Massa bergerak dan bahkan mulai menyerang rumah wali kota dan membakar serta menjarah toko dan hunian disekitar.

Wali kota salah satu komune Paris L’Haÿ-les-Roses, Vincent Jeanbrun, mengatakan pada pukul satu malam, demonstran menabrakkan mobil mereka ke tempat tinggalnya sebelum membakar kendaraan tersebut untuk menyulut api dan membakar seisi rumah.

“Saat berusaha melindungi anak-anak dan melarikan diri dari penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka,” ujarnya dikutip CNN International.

“Saya tidak memiliki kata-kata yang cukup kuat untuk menggambarkan emosinya terhadap kengerian malam ini dan berterima kasih kepada polisi dan layanan penyelamatan atas bantuan mereka.”

Sementara itu, beberapa video menunjukkan sebuah hunian rumah susun terlihat mulai dibakar. Dalam video yang diunggah akun Twitter @spectatorindex, sebuah apartemen terlihat dalam kobaran api di wilayah Grigny.

Tak hanya di Paris, kerusuhan juga dilaporkan terjadi di kota-kota lainnya seperti Marseille dan Lyon. Video dari akun yang sama juga mengunggah gambaran asap hitam membumbung di kota Marseille.

Pada Sabtu malam hingga Minggu, Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengatakan 427 orang ditahan Malam sebelumnya, lebih dari 1.300 orang ditahan dan 2.560 kebakaran dilaporkan terjadi di jalan umum. Kementerian Dalam Negeri Prancis pada Sabtu menambahkan lebih dari seribu mobil terbakar.

Prancis telah diguncang oleh gelombang protes setelah kematian Nahel Merzouk, seorang pemuda keturunan Aljazair berusia 17 tahun yang ditembak oleh seorang petugas polisi di Nanterre awal pekan ini.

Sebuah video yang beredar di media sosial, yang diautentikasi oleh kantor berita Prancis AFP, menunjukkan dua petugas polisi berusaha menghentikan kendaraan, salah satunya menodongkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela dan menembak dari jarak dekat ketika pemuda tersebut tampaknya terus mengemudi. Mobil itu bergerak beberapa puluh meter sebelum menabrak.

Kematian pemuda itu telah memicu kembali perdebatan tentang kepolisian di komunitas terpinggirkan Prancis dan menimbulkan pertanyaan apakah ras merupakan faktor dalam kematiannya.

Meski begitu, ibunda Nahel, Mounia, mengatakan kepada stasiun televisi France 5 pada hari Jumat bahwa ia hanya menyalahkan petugas yang menembak putranya atas kematiannya.