Berita  

Kemenkes: Gagal Ginjal Akut tak Ada Hubungannya Dengan Covid-19

Kemenkes: Gagal Ginjal Akut tak Ada Hubungannya Dengan Covid-19

Banjarmasin News – Ratusan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal dilaporkan dari 16 provinsi di Indonesia. Temuan kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 49 kasus, kemudian Jawa Barat 24 kasus, dan Sumatera Barat 21 kasus.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang diidentifikasi di Indonesia per Jumat (14/10) sudah mencapai 152 orang.

Angka itu menjadi lonjakan kasus bulanan tertinggi tercatat terjadi pada September 2022 dengan 76 kasus yang dilaporkan.

Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemudian memastikan fenomena lonjakan kasus penyakit ini tidak ada keterkaitan dengan infeksi virus corona (Covid-19).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan hal itu merespons dugaan adanya keterkaitan antara penyakit gagal ginjal misterius pada anak dengan Covid-19.

“Tidak kalau itu (terkait Covid-19), sudah pasti tidak,” kata Nadia dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (14/10).

Nadia mengatakan pemerintah bersama stakeholder hingga kini terus melakukan penyelidikan terhadap kemunculan kasus tersebut.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan juga telah menerbitkan surat edaran Nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.

Selain itu, Kemenkes juga tengah koordinasi dengan para ahli kesehatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengadakan investigasi terkait kasus mirip di Gambia, Afrika Barat untuk mengetahui penyebabnya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan tim kesehatan dari Gambia, Afrika Barat yang telah memiliki kasus serupa, ada dugaan ke arah konsumsi obat anak yang mengandung etilen glikol.

Namun hingga saat ini, untuk kasus di Indonesia pihaknya belum menemukan cukup bukti adanya keterkaitan dengan kandungan obat yang dikonsumsi para pasien.

“Kalau obat sampai saat ini dari pasien yang ada tidak ditemukan kandungannya, tapi belum bisa jadi kesimpulan ya. Oleh karena itu masih dikaji terus,”pungkasnya.